Jadi, pada dasarnya, desain adalah sebuah teknik menyampaikan pesan, informasi atau ide melalui media visual. Sayangnya, meski penjelasan-penjelasan mengenai desain grafis cukup mudah ditemui, kesalahan persepsi masih saja terus terjadi. Bahkan, beberapa di antaranya tergolong kesalahan persepsi yang cukup fatal. Misal, soal seseorang yang sudah bisa disebut desainer hanya karena dia menguasai software. Ini ane sebut fatal, karena pada faktanya, desain bukan hanya soal software. Ada hal yang jauh lebih penting dari itu.

Sebenernya sih cukup banyak kesalahan persepsi seputar desain grafis ini. Tapi menurut ane, kayaknya lima inilah yang paling banyak dianut. Berikut ini daftarnya:


4. Desain Grafis Itu Soal Selera & Estetika
Quote:
Spoiler for Desain Bukan Hanya Soal Estetika:

Estetika memang memiliki peran penting dalam sebuah desain. Namun, ini tidak berarti jika tujuan akhir sebuah desain adalah estetika. Desain grafis tidak seperti seni murni (dekorasi) yang berfokus pada estetika. Ada yang jauh lebih penting dari itu: fungsi untuk menyampaikan pesan dan identitas. Selain itu, desain grafis juga bertujuan agar bisa menjual, memberi informasi, serta menanamkan citra.

Pada dasarnya, estetika hanyalah salah satu alat agar mencapai tujuan dari sebuah desain. Misal, sebuah desain akan dianggap lebih menjual jika memiliki estetika yang baik. Namun, tentu ini bukan suatu kepastian. Masalahnya, penilaian estetika selalu berdasarkan selera.

Selera itu sangat relatif. Tidak semua orang memiliki selera yang sama. Padahal, sebuah desain yang baik seharusnya menyampaikan pesan yang sama kepada semua orang. Jadi, penilaian sebuah desain seharusnya bukan berdasarkan pendapat “suka” atau “tidak suka”. Penilaian terhadap sebuah karya desain harus obyektif, yaitu berdasarkan efektivitas serta kemampuannya untuk menjual dan menanamkan citra.